TEKNIK
Mendongeng
Untuk AUD
Oleh: Aris Sudiyanto
Kata Pengantar
Kegiatan
pembelajaran tidak lepas dari metode/cara untuk menyampaikan ilmu/pesan kepada
peserta didik dengan baik. Pembelajaran menggunakan metode mendongeng untuk
Anak Usia Dini (AUD) adalah metode yang efektif karena akan merangsang otak
anak untuk mengingat kosa kata atau pembendaharaan kata-kata dan merangsang
anak untuk berbicara verbal dan non verbal secara baik.
Ruang
lingkup materi teknik mendongeng antara lain mempelajari tentang pengetahuan
mendongeng, unsur intrinsik dan ekstrinsik dongeng, teknik menulis dongeng dan
teknik mendongeng dengan baik di hadapan peserta didik. Setelah mempelajari
teknik mendoneng ini diharapkan
Guru-Guru PAUD/AUD mampu mengaplikasikan pada pembelajaran sehari-hari di
sekolah masing-masing Bapak/Ibu Guru mengajar atau pembelajaran di Rumah.
Daftar Isi
Halaman Judul
......................................................................................................
|
i
|
||||||||||||||
Kata Pengantar
.....................................................................................................
|
ii
|
||||||||||||||
Daftar Isi ................................................................................................................
|
iii
|
||||||||||||||
Abstrak
...................................................................................................................
|
iv
|
||||||||||||||
Pendahuluan
|
|||||||||||||||
Materi
|
|||||||||||||||
Penutup
...................................................................................................................
|
7
|
||||||||||||||
Daftar Pustaka
.......................................................................................................
|
8
|
ABSTRAK
Dongeng merupakan sebuah cerita dari zaman dahulu
sering disebut prosa lama, dongeng hanya disampaikan dari mulut kemulut. Teknik
Mendongeng Anak Usia Dini (AUD) untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam
membuat dongeng dan mendongeng di hadapan peserta didik. Metode mendongeng
memberikan rangsangan yang sangat bagus kepada Anak Usia Dini (AUD) untuk
mengenal kosa kata dan berlatih mengingat kata-kata, selai itu memberikan
nilai-nilai positif yang didapat dari dongeng. Teknik dalam menulis dongeng
meliputi 1)Menentukan Tokoh, 2) Ciptakan Konflik, 3) Tentukan Alur Cerita dan
Setting Cerita, 4) Diksi, 5) Tuliskan Ceritamu, 6) Banyak Membaca, dan 7)
Berlatih. Mendongeng harus menguasai tekniknya seperti; 1) Teknik Pernafasan,
2) Teknik Artikulasi, 3) Teknik Intonasi, 4) Frashering, dan 5) Improvisasi.
Kata Kunci: Teknik Menulis Dongeng, Teknik Mendongeng.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Diera generasi melenial, generasi “Z”, generasi
digital dan generasi anak zaman Now, entahlah itu sebutannya, sebuah
pembelajaran tidak lepas tentang penyampaian
materi dengan cara ceramah, cerita/dongeng. Lemahnya dalam litersai juga
memberikan dampak pengetahuan terhadap guru, secara tidak langsung dengan
adanya berlatih mendongeng maka kita sudah melaksanakan literasi, membaca,
menulis dan bercerita. Metode mendongeng dalam pembelajaran merupakan metode
klasik namun metode ini sering sekali digunakan oleh guru karena bisa melatih
anak untuk mengenal kosa kata dan belajar mengingat dan meningkatkan daya ingat
peserta didik.
- Rumusan Masalah.
1. Bagaimana
cara mendongeng yang baik dan sesuai dengan karakter pendidikan anak usia dini
(AUD) ... ?
- Tujuan Pembahasan.
Memberikan pengetahuan tentang cerita/dongeng,
memberikan kemampuan guru untuk menulis dongeng/cerita dan kemampuan mendongeng
di depan murid/siswa anak usia dini (AUD) yang sesuai dengan pendidikan,
karakter, dan sikologis anak Usia Dini (AUD).
BAB II
MATERI
- Pengertian Dongeng (Cerita).
Bercerita atau mendongeng adalah
cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau cerita kepada para
penyimak/pendengar baik dalam kata-kata, foto, maupun suara (bahasa verbal
maupun bahasa visual). Bercerita sering digunakan dalam proses belajar mengajar
utamnya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih
kemampuan mendengar secara menyenangkan juga merangsang anak untuk berfikir dan
anak untuk mengingat. Orang yang bercerita harus mempunyai kemampuan berbicara
yang baik, memahami karakter pendengar, meniru suara –suara, mahir mengatur
nada, intonasi, dan mimik serta ketrampilan memakai alat bantu. Teknik
bercerita (dongeng) bisa berhasil jika pendengar menagkap jalan cerita serta
merasa terhibur, selain itu pesan moral dalam cerita juga dapat diperoleh.
- Ciri-Ciri Cerita/Dongeng.
a. Dongeng
diceritakan dengan alur yang sederhana.
b. Penulisan
dongeng biasanya ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat.
c. Dongeng
ditulis seperti gaya penceritaan dengan lisan.
d. Dalam
dongeng tokoh atau karakter utama tidak diceritakan secara detail atau rinci.
e. Pendahuluan
dongeng biasanya sangat singkat dan langsung pada topik cerita.
f. Disampaikan
turun menurun.
g. Tidak
diketahui siapa yang pertama kali membuatnya.
h. Karya
nilai leluhur.
i.
Bersifat tradisional.
j.
Mempunyai banyak versi
dan variasi
k. Memiliki
bentuk klise di dalam susunan atau langkah pengungkapannya.
l.
Bersifat anonim
bermakna nama pengarang tidak dikenal.
m. Berkembang
adri mulut kemulut.
- Jenis-Jenis Cerita/Dongeng.
Cerita
rakyat atau dongeng adalah sebuah cerita yang hidup ditengah-tengah masyarakat
dan cerita ini telah tersedia semenjak dahulu kala. Cerita rakyat berikut
diwariskan atau disebar luaskan secara lisan lewat mulut kemulut.
a. Fabel
adalah cerita binatang yakni sebuah cerita rakyat yang tokohnya pelakunya
berupa binatang, dan binantang tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Fabel
memuat unsur pesan yang berkaitan dengan moral.
Contohnya:
Si Kancil yang Usil, Serigala yang Licik.
b. Legenda
adalah sebuah cerita yang memuat mengenai asal usul terjadinya suatu tempat
atau daerah. Prosa lama yang dipercayai oleh kalangan masyarakat sebagai cerita
yang benar-benar terjadi.
Contonya:
Danau Toba, Tangkuban Perahu, Dll
c. Mite/Mitos
adalah cerita yang mengenai dewi-dewi, dewa, dan makhluk kasat mata yang
sifatnya sakral atau misterius/misteri. Prosa rakyat yang menceritakan dengan
latar belakang masa lampau, pada umumnya mite/mitos menceritakan alam semesta
yang memiliki latar belakang religius tentang dunia dengan para mahkluk penghuninya
yang bersifat gaib.
Contohnya:
Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, Dll.
d. Sage
adalah sebuah cerita yang isinya kandungan sebuah sejarah.
Contohnya:
Rara Jonggrang, Si Pait Lidah, Damarwulan, Ciung Wanara
e. Epos
sebuah cerita tentang kepahlawanan.
Contohnya:
Ramayana dan Mahabrata
f. Jenaka
adalah sebuah ceruta yang mengenai tentang ketololan, kebodohan dan lucu.
Contohnya:
Pak Kadir, Si Kabayan, Pak Belalang
- Unsur Instrinsik
Dongeng
1. Tema
adalah ide utama cerita dan menjadi patokan untuk membangun suatu cerita.
2. Alur
adalah jalan cerita yang pengurutannya berdasarkan urutan waktu ataupun
berdasarkan sebab akibat.
3. Penokohan
adalah proses penampilan tokoh dengan memberi sifat, watak dan karakter.
4. Latar
adalah unsur yang menunjukkan waktu dan tempat dimana suatu cerita terjadi.
5. Amanat adalah pesan
yang akan disampaikan oeleh pembuat cerita kepada para pembacanya atau
pendengar melalui cerita yang dibuat.
- Unsur Ekstrinsik
Dongeng.
1. Budaya
dan nilai-nilai yang dianut atau nilai-nilai religi, moral, dan sosial.
2. Tingkat
pendidikan.
3. Kondisi
sosial masyarakat.
4. Agama
dan kepercayaa.
5. Politik,
hukum, dan ekonomi.
- Langkah-Langkah
Menulis Cerita (Dongeng).
1.
Menentukan
Tokoh.
Tentukan
siapa yang menjadi tokoh dalam ceritamu, bayangkan dalam pikiranmu bentuk
fisiknya, sifatnya, pakaiannya, dan juga suaranya. Gunakan nama yang mudah
diingat. Nama dalam dongeng sering mencerminkan sikapnya, contonya: Peri
Senandung yaitu memiliki sifat Peri yang suka bernyanyi.
2.
Ciptakan
Konflik.
Dongeng
tanpa konflik tidak seru, maka dari itu pencipta harus pandai membuat konflik
adalam dongengnya, konflik nanti yang bermuatan negatif dirubah menjadi
positif.
3. Tentukan Alur Cerita
dan Setting Cerita.
Tentukan
apa yang terjadi pada tokoh ceritamu saat mendapatkan konflik, bagaimana ia
mencari jalan keluar, menemukan halangan, dan akhirnya mendapatkan apa yang
diinginkan. Tentukan tempat kejadian. Dalam dongeng tempat kejadian tidak harus
di alam nyata, boleh diciptakan sesuai negeri impiannmu. Contoh kamu suka makan
bakso maka kamu buat cerita/dongeng negeri bakso.
4.
Diksi
Diksi
perupakan pemilihan kata-kata untuk mengekpresikan ide-ide yang tepat dan
selaras
5.
Tuliskan
Ceritamu.
Setelah
menentukan tokoh, menciptkan konflik, menentukan alur cerita, ceritakan semua
kedalam kalimat. Jika kamu bisa menggambar gunakan gambar, tambahkan dialog
ceritamu. Dalam dongeng harus seimbang dialog dengan narasinya supaya tidak
membosankan.
6.
Banyak
Membaca.
Saat
membaca tidak disadari kita akan mengingat cara meragkai kata. Banyak membaca
akan menambah kosakata kita, dan kita mudah merangkai kalimat.
7.
Berlatih.
Membuat
dongeng adalah sebuah ketrampilan seperti halnya melukis, bernyanyi, sepak
bola, dll, maka kita harus berlatih menulis terus menerus. Selain berlatih
menulis kita harus mampu meragakan tokoh-tokoh dalam ceritamu dihadapan
teman-temanmu. Bahkan bisa ada yang sebagai narator dan tokoh-tokoh.
- Teknik Bercerita/Mendongeng
1.
Pernafasan.
a.
Pernafasan
Dada
Ciri-ciri
pernafasan dada pada waktu kita menghirup udara rangka dada bergerak membesar
akibat dari rongga yang terisi oleh udara.
b.
Pernafasan
Perut
Ciri-ciri
pernafasan perut pada waktu kita menghirup udara maka rongga perut akan
membesar dan mengeras karena terisi oleh udara. Pernafasan ini juga ditandai
dengan naik turunnya sekat diagfragma yang terdapat di antara rongga dada dan
rongga perut.
c.
Pernafasan
Diafragma
Pada
latihan pernafasan ini kita fokus nafas kita diarahkan pada sekat antara rongga
dada dan rongga perut yang disebut sekat diafragma. Ciri-ciri pernafaasan
diafragma adalah otot-otot sekat diafragma akan menegang, dan otot-otot samping
bagian pinggang akan mengembang ketika kita menghirup udara. Pernafasan ini
gabungan antara pernafasn perut dan dada.
2.
Artikulasi.
Artikulasi
merupakan sebuah kemahiran seseorang dalam pengucapan suatu kata yang jelas dan
sesuai dengan lirik lagu atau naskah cerita dan drama.
Contoh
artikulasi: A, I, U, E, dan O
3.
Intonasi.
Itonasi
adalah nada suara, irama bicara atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata,
sehingga tidak datar atau monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antuasisme
dan emosi dalam berbicara. Fungsi intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi
menarik, tidak membosankan, dan kata-kata atau kalimat yang kita ucapkan lebih
mempunyai makna. Intonasi berperan dalam pembentukan suatu makna kata, bahkan
bisa merubah makna suatu kata.
4.
Frashering.
Frashering
adalah pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga kalimat cerita tersebut
memberikan, menjelaskan tema dan menyampaikan pesan dari sebuah cerita kepada
pendengar pada saat bercerita.
5.
Improvisasi
Latihan
improvisasi ini merupakan latihan teknik dasar permainan tanpa ada persiapan
atau bersifat spontan. Teknik ini berguna untuk mengasah kepekaan seorang
pemeran untuk mengatasi suatu masalah yang timbul saat pementasaan atau di atas
panggung.
6.
Olah
Suara
Dalam
bercerita atau dongeng merupakan proses komunikasi yaitu proses tranformasi
informasi antara komunikator dan komunikan (pengirim pesan dan penerima pesan).
Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
verbal dan non verbal (visual).
7.
Olah
Rasa.
Olah
rasa adalah latihan bagi pemain untuk melatih kepekaan indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, pengecap, dan perasa/peraba.
8.
Olah
Tubuh.
Olah
tubuh merupakan berlatih gerak/gestur yaitu sikap atau pose tubuh seseorang
yang mengandung makna dan menimbulkan bahas tubuh (body language).
9.
Penguasaan
Panggung
Suatu
pemeran harus mampu memanagemen sebuah panggung atau tempat pertunjukan
sehingga berkesan apik dan mampu berimprovisasi kalau ada kesalahan dalam
langkah atau ucapan dialog.
10. Latihan Timming
Latihan
ini bertujuan untuk melatih teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi
ucapan atau ketepatan tubuh dengan ketepatan pengucapan.
BAB III
PENUTUP
Setelah
mempelajari teknik mendongeng diharapkan
kepada Bpk/Ibu guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/AUD) secara mandiri mampu
membuat cerita/dongeng sendiri dengan berbagi tema dan ide yang diciptakan
sesuai ilusi Bpk/Ibu masing-masing. Selain Bapak/Ibu Guru mampu membuat cerita
seyogyaknya Bapak/Ibu mampu mendongeng di depan peserta didik dengan baik dan
tidak menjenuhkan. Mendongeng harus mampu membawa audience/pendengar terbawa suasana cerita kita.
DAFTAR PUSTAKA
Mada, Zidan,
Dkk. 2019. Kisah Tanah Jawa. Gagas
Media: Jakarta
Milasari, Dkk. 2018.
Seni Budaya. Pusat Kurikulum dan
perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud:
Jakarta.
Sutejo dan
Kasnadi. 2016. Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Terakata.
www.https://Cerita Rakyat.com. diakses pada tanggal
17 Oktober 2019 jam 17.04.
www.https://Kumpulan Cerita Rakyat.com. diakses pada tanggal 17 Oktober 2019 jam 19.27.
0 comments:
Post a Comment