Monday 18 May 2020

TEKNIK Mendongeng Untuk AUD


TEKNIK
Mendongeng Untuk AUD









                          Oleh: Aris Sudiyanto


 









Kata Pengantar

Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari metode/cara untuk menyampaikan ilmu/pesan kepada peserta didik dengan baik. Pembelajaran menggunakan metode mendongeng untuk Anak Usia Dini (AUD) adalah metode yang efektif karena akan merangsang otak anak untuk mengingat kosa kata atau pembendaharaan kata-kata dan merangsang anak untuk berbicara verbal dan non verbal secara baik. 
Ruang lingkup materi teknik mendongeng antara lain mempelajari tentang pengetahuan mendongeng, unsur intrinsik dan ekstrinsik dongeng, teknik menulis dongeng dan teknik mendongeng dengan baik di hadapan peserta didik. Setelah mempelajari teknik mendoneng  ini diharapkan Guru-Guru PAUD/AUD mampu mengaplikasikan pada pembelajaran sehari-hari di sekolah masing-masing Bapak/Ibu Guru mengajar atau pembelajaran di Rumah.














 

Daftar Isi

Halaman Judul ......................................................................................................
i
Kata Pengantar .....................................................................................................
ii
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Abstrak ...................................................................................................................
iv
Pendahuluan

A.     Latar Belakang ...............................................................................................
1
B.     Rumusan Masalah ..........................................................................................
1
C.     Tujuan Pembahasan .......................................................................................
1

Materi
A.     Pengertian Dongeng .......................................................................................
2
B.     Ciri-Ciri Dongeng ...........................................................................................
2
C.     Jenis-Jenis Dongeng .......................................................................................
3
D.     Unsur Intrinsik Dongeng ...............................................................................
3
E.     Unsur Ekstrinsik Dongeng ............................................................................
4
F.      Langkah-Langkah Menulis Dongeng ...........................................................
4
G.    Teknik Mendongeng ......................................................................................
5-6

Penutup ...................................................................................................................
7
Daftar Pustaka .......................................................................................................
8











 

ABSTRAK

Dongeng merupakan sebuah cerita dari zaman dahulu sering disebut prosa lama, dongeng hanya disampaikan dari mulut kemulut. Teknik Mendongeng Anak Usia Dini (AUD) untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam membuat dongeng dan mendongeng di hadapan peserta didik. Metode mendongeng memberikan rangsangan yang sangat bagus kepada Anak Usia Dini (AUD) untuk mengenal kosa kata dan berlatih mengingat kata-kata, selai itu memberikan nilai-nilai positif yang didapat dari dongeng. Teknik dalam menulis dongeng meliputi 1)Menentukan Tokoh, 2) Ciptakan Konflik, 3) Tentukan Alur Cerita dan Setting Cerita, 4) Diksi, 5) Tuliskan Ceritamu, 6) Banyak Membaca, dan 7) Berlatih. Mendongeng harus menguasai tekniknya seperti; 1) Teknik Pernafasan, 2) Teknik Artikulasi, 3) Teknik Intonasi, 4) Frashering, dan 5) Improvisasi.

Kata Kunci: Teknik Menulis Dongeng, Teknik Mendongeng.
















 

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Diera generasi melenial, generasi “Z”, generasi digital dan generasi anak zaman Now, entahlah itu sebutannya, sebuah pembelajaran tidak lepas tentang penyampaian  materi dengan cara ceramah, cerita/dongeng. Lemahnya dalam litersai juga memberikan dampak pengetahuan terhadap guru, secara tidak langsung dengan adanya berlatih mendongeng maka kita sudah melaksanakan literasi, membaca, menulis dan bercerita. Metode mendongeng dalam pembelajaran merupakan metode klasik namun metode ini sering sekali digunakan oleh guru karena bisa melatih anak untuk mengenal kosa kata dan belajar mengingat dan meningkatkan daya ingat peserta didik.
  1. Rumusan Masalah.
1.      Bagaimana cara mendongeng yang baik dan sesuai dengan karakter pendidikan anak usia dini (AUD) ... ?
  1. Tujuan Pembahasan.
Memberikan pengetahuan tentang cerita/dongeng, memberikan kemampuan guru untuk menulis dongeng/cerita dan kemampuan mendongeng di depan murid/siswa anak usia dini (AUD) yang sesuai dengan pendidikan, karakter, dan sikologis anak Usia Dini (AUD).












 

BAB II
MATERI

  1. Pengertian Dongeng (Cerita).
Bercerita atau mendongeng adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau cerita kepada para penyimak/pendengar baik dalam kata-kata, foto, maupun suara (bahasa verbal maupun bahasa visual). Bercerita sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamnya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih kemampuan mendengar secara menyenangkan juga merangsang anak untuk berfikir dan anak untuk mengingat. Orang yang bercerita harus mempunyai kemampuan berbicara yang baik, memahami karakter pendengar, meniru suara –suara, mahir mengatur nada, intonasi, dan mimik serta ketrampilan memakai alat bantu. Teknik bercerita (dongeng) bisa berhasil jika pendengar menagkap jalan cerita serta merasa terhibur, selain itu pesan moral dalam cerita juga dapat diperoleh.
  1. Ciri-Ciri Cerita/Dongeng.
a.       Dongeng diceritakan dengan alur yang sederhana.
b.      Penulisan dongeng biasanya ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat.
c.       Dongeng ditulis seperti gaya penceritaan dengan lisan.
d.      Dalam dongeng tokoh atau karakter utama tidak diceritakan secara detail atau rinci.
e.       Pendahuluan dongeng biasanya sangat singkat dan langsung pada topik cerita.
f.       Disampaikan turun menurun.
g.      Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya.
h.      Karya nilai leluhur.
i.        Bersifat tradisional.
j.        Mempunyai banyak versi dan variasi
k.      Memiliki bentuk klise di dalam susunan atau langkah pengungkapannya.
l.        Bersifat anonim bermakna nama pengarang tidak dikenal.
m.    Berkembang adri mulut kemulut.

 

  1. Jenis-Jenis Cerita/Dongeng.
Cerita rakyat atau dongeng adalah sebuah cerita yang hidup ditengah-tengah masyarakat dan cerita ini telah tersedia semenjak dahulu kala. Cerita rakyat berikut diwariskan atau disebar luaskan secara lisan lewat mulut kemulut.
a.       Fabel adalah cerita binatang yakni sebuah cerita rakyat yang tokohnya pelakunya berupa binatang, dan binantang tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Fabel memuat unsur pesan yang berkaitan dengan moral.
Contohnya: Si Kancil yang Usil, Serigala yang Licik.
b.      Legenda adalah sebuah cerita yang memuat mengenai asal usul terjadinya suatu tempat atau daerah. Prosa lama yang dipercayai oleh kalangan masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi.
Contonya: Danau Toba, Tangkuban Perahu, Dll
c.       Mite/Mitos adalah cerita yang mengenai dewi-dewi, dewa, dan makhluk kasat mata yang sifatnya sakral atau misterius/misteri. Prosa rakyat yang menceritakan dengan latar belakang masa lampau, pada umumnya mite/mitos menceritakan alam semesta yang memiliki latar belakang religius tentang dunia dengan para mahkluk penghuninya yang bersifat gaib.
Contohnya: Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, Dll.
d.      Sage adalah sebuah cerita yang isinya kandungan sebuah sejarah.
Contohnya: Rara Jonggrang, Si Pait Lidah, Damarwulan, Ciung Wanara
e.       Epos sebuah cerita tentang kepahlawanan.
Contohnya: Ramayana dan Mahabrata
f.       Jenaka adalah sebuah ceruta yang mengenai tentang ketololan, kebodohan dan lucu.
Contohnya: Pak Kadir, Si Kabayan, Pak Belalang
  1. Unsur Instrinsik Dongeng
1.      Tema adalah ide utama cerita dan menjadi patokan untuk membangun suatu cerita.
2.      Alur adalah jalan cerita yang pengurutannya berdasarkan urutan waktu ataupun berdasarkan sebab akibat.
3.      Penokohan adalah proses penampilan tokoh dengan memberi sifat, watak dan karakter.
4.      Latar adalah unsur yang menunjukkan waktu dan tempat dimana suatu cerita terjadi.
5.      Text Box: 3Amanat adalah pesan yang akan disampaikan oeleh pembuat cerita kepada para pembacanya atau pendengar melalui cerita yang dibuat.

  1. Unsur Ekstrinsik Dongeng.
1.      Budaya dan nilai-nilai yang dianut atau nilai-nilai religi, moral, dan sosial.
2.      Tingkat pendidikan.
3.      Kondisi sosial masyarakat.
4.      Agama dan kepercayaa.
5.      Politik, hukum, dan ekonomi.
  1. Langkah-Langkah Menulis Cerita (Dongeng).
1.      Menentukan Tokoh.
Tentukan siapa yang menjadi tokoh dalam ceritamu, bayangkan dalam pikiranmu bentuk fisiknya, sifatnya, pakaiannya, dan juga suaranya. Gunakan nama yang mudah diingat. Nama dalam dongeng sering mencerminkan sikapnya, contonya: Peri Senandung yaitu memiliki sifat Peri yang suka bernyanyi.
2.      Ciptakan Konflik.
Dongeng tanpa konflik tidak seru, maka dari itu pencipta harus pandai membuat konflik adalam dongengnya, konflik nanti yang bermuatan negatif dirubah menjadi positif.
3.      Tentukan Alur Cerita dan Setting Cerita.
Tentukan apa yang terjadi pada tokoh ceritamu saat mendapatkan konflik, bagaimana ia mencari jalan keluar, menemukan halangan, dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan. Tentukan tempat kejadian. Dalam dongeng tempat kejadian tidak harus di alam nyata, boleh diciptakan sesuai negeri impiannmu. Contoh kamu suka makan bakso maka kamu buat cerita/dongeng negeri bakso.
4.      Diksi
Diksi perupakan pemilihan kata-kata untuk mengekpresikan ide-ide yang tepat dan selaras
5.      Tuliskan Ceritamu.
Setelah menentukan tokoh, menciptkan konflik, menentukan alur cerita, ceritakan semua kedalam kalimat. Jika kamu bisa menggambar gunakan gambar, tambahkan dialog ceritamu. Dalam dongeng harus seimbang dialog dengan narasinya supaya tidak membosankan.
6.      Banyak Membaca.
Saat membaca tidak disadari kita akan mengingat cara meragkai kata. Banyak membaca akan menambah kosakata kita, dan kita mudah merangkai kalimat.
7.      Berlatih.
Membuat dongeng adalah sebuah ketrampilan seperti halnya melukis, bernyanyi, sepak bola, dll, maka kita harus berlatih menulis terus menerus. Selain berlatih menulis kita harus mampu meragakan tokoh-tokoh dalam ceritamu dihadapan teman-temanmu. Bahkan bisa ada yang sebagai narator dan tokoh-tokoh.
  1. Teknik Bercerita/Mendongeng
1.      Pernafasan.
a.      Pernafasan Dada
Ciri-ciri pernafasan dada pada waktu kita menghirup udara rangka dada bergerak membesar akibat dari rongga yang terisi oleh udara.
b.      Pernafasan Perut
Ciri-ciri pernafasan perut pada waktu kita menghirup udara maka rongga perut akan membesar dan mengeras karena terisi oleh udara. Pernafasan ini juga ditandai dengan naik turunnya sekat diagfragma yang terdapat di antara rongga dada dan rongga perut.
c.       Pernafasan Diafragma
Pada latihan pernafasan ini kita fokus nafas kita diarahkan pada sekat antara rongga dada dan rongga perut yang disebut sekat diafragma. Ciri-ciri pernafaasan diafragma adalah otot-otot sekat diafragma akan menegang, dan otot-otot samping bagian pinggang akan mengembang ketika kita menghirup udara. Pernafasan ini gabungan antara pernafasn perut dan dada.
2.      Artikulasi.
Artikulasi merupakan sebuah kemahiran seseorang dalam pengucapan suatu kata yang jelas dan sesuai dengan lirik lagu atau naskah cerita dan drama.
Contoh artikulasi: A, I, U, E, dan O
3.      Intonasi.
Itonasi adalah nada suara, irama bicara atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antuasisme dan emosi dalam berbicara. Fungsi intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi menarik, tidak membosankan, dan kata-kata atau kalimat yang kita ucapkan lebih mempunyai makna. Intonasi berperan dalam pembentukan suatu makna kata, bahkan bisa merubah makna suatu kata.
4.      Frashering.
Frashering adalah pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga kalimat cerita tersebut memberikan, menjelaskan tema dan menyampaikan pesan dari sebuah cerita kepada pendengar pada saat bercerita.
5.      Improvisasi
Latihan improvisasi ini merupakan latihan teknik dasar permainan tanpa ada persiapan atau bersifat spontan. Teknik ini berguna untuk mengasah kepekaan seorang pemeran untuk mengatasi suatu masalah yang timbul saat pementasaan atau di atas panggung.
6.      Olah Suara
Dalam bercerita atau dongeng merupakan proses komunikasi yaitu proses tranformasi informasi antara komunikator dan komunikan (pengirim pesan dan penerima pesan). Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan dua bahasa yaitu bahasa verbal dan non verbal (visual).
7.      Olah Rasa.
Olah rasa adalah latihan bagi pemain untuk melatih kepekaan indra penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecap, dan perasa/peraba.
8.      Olah Tubuh.
Olah tubuh merupakan berlatih gerak/gestur yaitu sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan bahas tubuh (body language).
9.      Penguasaan Panggung
Suatu pemeran harus mampu memanagemen sebuah panggung atau tempat pertunjukan sehingga berkesan apik dan mampu berimprovisasi kalau ada kesalahan dalam langkah atau ucapan dialog.
10.  Latihan Timming
Latihan ini bertujuan untuk melatih teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan tubuh dengan ketepatan pengucapan.










 

BAB III
PENUTUP

Setelah mempelajari teknik  mendongeng diharapkan kepada Bpk/Ibu guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/AUD) secara mandiri mampu membuat cerita/dongeng sendiri dengan berbagi tema dan ide yang diciptakan sesuai ilusi Bpk/Ibu masing-masing. Selain Bapak/Ibu Guru mampu membuat cerita seyogyaknya Bapak/Ibu mampu mendongeng di depan peserta didik dengan baik dan tidak menjenuhkan. Mendongeng harus mampu membawa audience/pendengar terbawa suasana cerita kita.





















 

DAFTAR PUSTAKA

Mada, Zidan, Dkk. 2019. Kisah Tanah Jawa. Gagas Media: Jakarta
Milasari, Dkk.   2018.    Seni    Budaya. Pusat    Kurikulum     dan     perbukuan,     Balitbang,
                        Kemendikbud: Jakarta.

Sutejo dan Kasnadi. 2016. Menulis Kreatif. Yogyakarta: Terakata.
www.https://Cerita Rakyat.com. diakses pada tanggal 17 Oktober 2019  jam 17.04.
www.https://Kumpulan Cerita Rakyat.com. diakses pada tanggal 17 Oktober 2019 jam 19.27.
Text Box: 8 

0 comments:

Post a Comment

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

  Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos        Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami...