Psikologis VS Handpone
(Dok. Aris Sudiyanto)
Bulan Maret 2020 adalah bulan yang mana Negara
Indonesia diguncang oleh mahkluk kecil yang bernama Corona atau Covid 19, virus
yang di katakan berasal dari Wuhan Cina sekarang sudah positif masuk Indonesia.
Pemerintah melakukan Work From Home
(WFH), waktu itu hanya dua pekan, namun apa yang terjadi dua pekan virus masih
merajalela di negara +62 ini. Hingga akhirnya sampi detik ini masih di
berlakukan WFH, yang sering disebut dengan Lockdown,
dimana semua orang harus bekerja dari rumah dan membatasi kegiatan keluar
rumah. Kebijakan ini berimbas pada dunia pendidikan semua kegiatan pendidikan
difokuskan pada kegaiatan Online atau
belajar daring belajar dari rumah dengan menggunkan media elektronik berupa Handpone. Lagi-lagi tentang belajar Online, semua belajar onlin sebelum
corona muncul pernah pemangkku pendidikan sering menggencarkan belajar online,
sekarang terbukti corona hadir belajar Online,
namun bukan masalah belajar onlinya, yang perlu kita sadari, ok lah kalau
materi pedagogik bisa tersampaikan, namun psikologis Guru dalam mengajar apakah
bisa tersampaikan ....? ini adalah suatu tandatanya yang besar,,, bisakah ?
digantikan dengan HP, ingat guru juga memberikan Psikologis perkembangan.
Psikologis perkembangan yang disampaikan guru menurtut J.P. Chaplin 1797
menyatakan bahwa psikologis perkembagan merupakan bagian dari mendalami proses
perkembangan manusia dari sejak sebelum hingga sesudah dilahirkan berikut
kematangan perilaku, dan menurut Ross Vasta 1992 psikologi perkembangan bagian
dari ilmu mempelajari tingkah laku dan kemampuan manusia dari mulai konsepsi
hingga mati.
Setelah kita mempelajari dari kasus di lapangan dan
digabungkan denga teori tentang psikologis perkembangan dengan adanya
pertanyaan, apakah HP bisa mewakili psikologis guru, bisa ditarik kesimpulan
secara pedagogik untuk menyampaikan ilmu bisa, namun sangat jauh berbeda dengan
tatap muka langsung. Dengan pembelajaran tingkah laku atau Atitude peserta didik tidak bisa terkontrol. jadi untuk ranah atitude atau sikap tidak
tersampaikan dan terkontrol, terkontrol bagaimana guru hanya bisa memantau dari
aplikasi zoom atau whatshap, sedngkan peran penting guru
adalah membina etika anak secara langsung yang di mulai dari kecil dan
perlahan-lahan, perlu kita cermati menyampaikan teori itu sangat mudah namum
membuat karakter anak yang sangat susah. Memberikan teori cukup 1-2 jam sudah
tersampaikan namu membentuk karakter tidak cukup dalam hitungan jam harus sabar
dan diulang-ulang. Psikologis perkembangan meliputi, bakat siswa, interaksi
belajar, motivasi belajar, pembinaan disiplin, perilaku siswa dan guru,
kepribadia, intelegensi, kejiwaan siswa, setelah dengan kegiatan belajar Online komponen psikologis perkembangan
tidan bisa tercapai.
By: Aris Sudiyanto
Ketua IGI Pesisir Barat
0 comments:
Post a Comment