Thursday, 7 May 2020

Psikologis VS Handpone


Psikologis VS Handpone
Psikologis VS Handpone

(Dok. Aris Sudiyanto)

Bulan Maret 2020 adalah bulan yang mana Negara Indonesia diguncang oleh mahkluk kecil yang bernama Corona atau Covid 19, virus yang di katakan berasal dari Wuhan Cina sekarang sudah positif masuk Indonesia. Pemerintah melakukan Work From Home (WFH), waktu itu hanya dua pekan, namun apa yang terjadi dua pekan virus masih merajalela di negara +62 ini. Hingga akhirnya sampi detik ini masih di berlakukan WFH, yang sering disebut dengan Lockdown, dimana semua orang harus bekerja dari rumah dan membatasi kegiatan keluar rumah. Kebijakan ini berimbas pada dunia pendidikan semua kegiatan pendidikan difokuskan pada kegaiatan Online atau belajar daring belajar dari rumah dengan menggunkan media elektronik berupa Handpone. Lagi-lagi tentang belajar Online, semua belajar onlin sebelum corona muncul pernah pemangkku pendidikan sering menggencarkan belajar online, sekarang terbukti corona hadir belajar Online, namun bukan masalah belajar onlinya, yang perlu kita sadari, ok lah kalau materi pedagogik bisa tersampaikan, namun psikologis Guru dalam mengajar apakah bisa tersampaikan ....? ini adalah suatu tandatanya yang besar,,, bisakah ? digantikan dengan HP, ingat guru juga memberikan Psikologis perkembangan. Psikologis perkembangan yang disampaikan guru menurtut J.P. Chaplin 1797 menyatakan bahwa psikologis perkembagan merupakan bagian dari mendalami proses perkembangan manusia dari sejak sebelum hingga sesudah dilahirkan berikut kematangan perilaku, dan menurut Ross Vasta 1992 psikologi perkembangan bagian dari ilmu mempelajari tingkah laku dan kemampuan manusia dari mulai konsepsi hingga mati.
Setelah kita mempelajari dari kasus di lapangan dan digabungkan denga teori tentang psikologis perkembangan dengan adanya pertanyaan, apakah HP bisa mewakili psikologis guru, bisa ditarik kesimpulan secara pedagogik untuk menyampaikan ilmu bisa, namun sangat jauh berbeda dengan tatap muka langsung. Dengan pembelajaran tingkah laku atau Atitude peserta didik tidak bisa terkontrol.  jadi untuk ranah atitude atau sikap tidak tersampaikan dan terkontrol, terkontrol bagaimana guru hanya bisa memantau dari aplikasi zoom atau whatshap, sedngkan peran penting guru adalah membina etika anak secara langsung yang di mulai dari kecil dan perlahan-lahan, perlu kita cermati menyampaikan teori itu sangat mudah namum membuat karakter anak yang sangat susah. Memberikan teori cukup 1-2 jam sudah tersampaikan namu membentuk karakter tidak cukup dalam hitungan jam harus sabar dan diulang-ulang. Psikologis perkembangan meliputi, bakat siswa, interaksi belajar, motivasi belajar, pembinaan disiplin, perilaku siswa dan guru, kepribadia, intelegensi, kejiwaan siswa, setelah dengan kegiatan belajar Online komponen psikologis perkembangan tidan bisa tercapai.

By: Aris Sudiyanto
Ketua IGI Pesisir Barat

0 comments:

Post a Comment

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

  Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos        Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami...