Friday 15 May 2020

Mengukir Asa Di Negeri Angin ( Kisah Guru Inspiratif Pesisir Barat )

Mengukir Asa Di Negeri Angin.

fajar sukmana

(Dok. Fajar Sukmana)
            Pria kelahiran Sumedang ini memiliki dedikasi yang sangat tinggi sejak berawal dari lulus kuliah sarjana Olahraga Universita Pendidikan Indonesia (UPI) beliau mengabdikan diri menjadi Sarjana Mendidik Daerah Tertinggal atau nama kerenya SM3T, program Kemendikbud. Semnagat yang membara memiliki predikat good excellent, setelah lulus program profesi beliau ikut Program Guru Garis Depan, kata siapa guru GGD itu enak ? tutur beliau, saya pernah ditempatkan di daerah way haru yang tidak ada fasilitas yang dibilang layak, kala itu litrik, signal tidak ada kalau ada harus naik bukit. Dengan segala prestasi beliau ukir sekarang menjadi Kepala Sekolah SD N 37 Krui motivasi apa yang mereka miliki “Jangan pernah menyerah sebelum ada hasil nyata” tutur dari KS yang sangat humoris ini, jangan salah kelihatannya saja menakutkan tapi humoris dan cerdas, pasti ada ide untuk memecahkan masalah kalau dengan beliau. Kira-kira nama bapak di atas siapaya ...? dari tadi kita hanya intro masalah profil beliau lupa memperkenalkan namanya, beliau diberi nama sejak lahir Fajar Sukmana yang memiliki arti Fajar itu terbit, Sukmana adalah sebuah rasa, kalau keseluruhan lahir dengan berbagai rasa untuk mengembangkan Negeri tercinta ini, dan telah terbukti beliau mengembangkannya memalui sektor pendidikan.  “aset yang sangat berharga untuk maju mundurnya sebuah Negara ada di sektor pendidikan” tutur beliau.
            Saya sangat mengagumi  dengan perestasi beliau masih muda sudah menjadi Kepala Sekolah, dengan giginya walaupun beliau di tempatkan tuga yang begitu kurang nyaman karena medan yang dilalaui untuk kesekolah harus melalui jalan berlumpur naik gunung terjal, namun etos kerja beliau sangat tinggi, semenjak beliau hadir menjadi KS di SD N 37 Krui kemajuan sekolah begitu pesat dilihat dari tatanan administrasi/managemen sekolah, hasil belajar siswa, dan  prestasi siswa. Dengan bekal ilmu kepemimpinan yang beliau dapat di masa kuliah sangat kelihatan di terapkan di sekolah tersebut contonya managemen sekolah mutai tertata rapi. Semoga dedikasi beliau selalu membara demi membangun pendidikan di negeri atas angin, kenapa negeri atas angin karena tempatnya di ketinggian  bahkan mau kke Sekolah beliau harus naik beberapa bukit dengan kemiringan 45°. Sekolah beliau berada di Kecamatan Ngaras, Pekon Raja basa, Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

(Dok. Fajar Sukmana)
            Gambar di atas adalah sebuah jalan menuju sekolah beliau, dengan jalan tanah berbatu, dan tanjakan, itu hanya efek sebuah foto kelihatan datar sebenarnya kemiringan 45°, saya pernah ikut sekali kesekolah itu sampai di sekolah itu rasanya kaki seperti di pukul, 30 menit saya berdiam sambil menikmati udara yang dingin dan semilirnya angin. Di jalan itu motor jumping saya loncat saya takut kejatuhan motor, sepanjang jalan terdiam sambil berDoa.

(Dok. Fajar Sukmana)
Gambar di atas foto bersama saya dengan peserta didik Bapak Fajar Sukmana.

(Dok. Fajar Sukmana)
            Gambar di atas di ambil dari bawah sekolah Bapak Fajar, dengan ada sebuah kantin sederhana yang cukup untuk menyenangkan peserta didik dikala istirahat tiba, dengan menyajikan masakan tradisional.


(Dok. Fajar Sukmana)
            Gambar di atas juga menunjukkan situasi jalan menuju kesekolah Bapak Fajar, kita lihat prespektifnya sekolah ada di puncak bukit, bisa dibayangkan kalau musim motor sepeda harus di rantai rodanya.

(Dok. Fajar Sukmana)
            Gambar di atas merupakan penampkan motor untuk menuju sekolah, nah jalan ini bagus karena belum ketemu jalan tanah, dari jalan ini sampai kesekolah masih 8 Km dengan jalan lumpur dan tanjakan curam, ini beliau persiapan pasang rantai rodan motor supaya tidak terjebak di lumpur.


(Dok. Fajar Sukmana)
            Coba kita sedikit berfikir kira-kira yang di gambar diatas bangunan apa ya ? ada  yang bisa jawab ? pasti jawabnya itu kantin warga di situ numpang jualan, ah itu semua hanya piran pembaca saja. Kalau boleh kita ketahui itulah tempat setiap hari beliau mengerjakan administrasi dan memanagemen Sekolah Dasar Negeri 37 Krui, ah yang benar saja itu kantor beliau, sangan benar 100% benar karena saya pernah makan kue dan minum teh sambil menikmati suasana angin sumilir di atas puncak, bukan hanya kantor Bapak Fajar saja namun di situ sekalaligus sebagai ruang guru dan dapur sekolah. Sesampai di sana saya di beri tahu bahwa ini kantor saya tidak menghina namun dalam hati saya menangis inikah Idonesiaku, sipakah yang salah ? sudah merdekan sejak tahun 1945 namun fasilitas pendidikan masih kaya gini, hemmmmm senyum getir yang saya rasakan, rasa teh yang manis menjadi pahit, sejuknya angin menjadi darah ini beku, sebeku para ... dan sepahit siapa ...? entah ... ah ... ini mungkin hanyalah sebuah retorika pikiran saya yang lagi berontak. Tetesan air hangat di pipi tak terasa ternya air mata ini jatuh juga tidak kuar menahan getirnya suasana, tamun Bapak Fajar tidak menahu, dengan gesit tanyan ini menyapu buih air mata yang mengalir. Saya hanya salut dengan beliau semoga beliau sehat selalu dan bisa memajukan sekolah tersebut “tidak ada mutiara di darat tanpa adanya kita menyelam” semoga air mata dan keterpurukan Negeri ini segera teratasi dan tidak ada yang terzolimi. Aamiin.
            Ulasan perjalanan seorang pemimpin di atas kita harus berkaca apakah diri kita ini sudah berkerja sesuai dengan porsi yang telah diberikan, sudah amanahkah ? sudah bersyukur kah ? mari kita intropeksi diri, dan buat bapak  Fajar semagat demi kesuksesan pendidikan di Negeri ini. Aamiin. 


Aris Sudiyanto, S.Pd., Gr.
Ketua IGI Pesisir Barat

Location: West Pesisir Regency, Lampung, Indonesia

0 comments:

Post a Comment

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

  Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos        Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami...