Sumber Peradaban Itu Bernama “DAPUR”
Apa yang
terlintas di pikiran anda ketika mendengar kata DAPUR? Pastinya bermacam - macam bahasa yang
mengartikan kata dapur, dan setiap orang pasti mempunyai arti kata DAPUR yang berbeda-beda.
Berawal dari sebuah video dari
keluarga Padepokan Margossari yang membahas tentang “DAPUR SEBAGAI PUSAT
PERADABAN KELUARGA” di acara Obrolan
Dapur Ibu Live saat pandemi ini saya tertarik untuk mencoba menuliskan apa yang
ada di dalam kepala saya tentang Sumber Peradapan Itu Bernama “DAPUR”
Gambar dari
Tempo.co
Dapur adalah
salah satu ruang didalam sebuah rumah. dapur biasanya di tempatkan di tempat
paling belakang. Dapur sebagai kantor para ibu-ibu untuk berkreasi berkarya
menyajikan makanan untuk orang-orang tercintanya. Orang dulu, di era kakek- nenek
kita dapur juga di peruntukkan untuk menyimpan hasil pertanian seperti padi,
jagung, brambang (bawang merah), Kacang tanah dan lain lain. Selain sebagai
tempat untuk menyimpan hasil panen dapur juga digunakan sebagai pusat menyimpan
barang barang yang sudah tidak di kapakai. Jika kita perhatikan fungsi dapur
sangatlah banyak dan memegang peran penting didalam kehidupan berumah tangga.
Ada sebuah umpatan dari orang jawa yaitu “DAPURMU….!” dan kita pasti pernah menerima umpatan itu dikala ngobrol atau bercengkrama dengan sahabat ketika ngopi di teras rumah. Selain itu dalam PERKERISAN ada istilah “Dapur Keris”. Sebenarnya arti dapur ini apa? Ternyata setelah mencari – cari arti tersirat dari umpatan itu adalah Wajah, jadi klo dibahasakan ya kira- kira begeini “WAJAHMU..!” kata itu digunakan ketika kita mungkin kurang setuju dengan pendapat orang lain, atau orang lain menggap apa yang kita utarakan lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan bersama, akhirnya umpatan itu pun muncul. Dan selanjutnya apa arti dari “Dapur Keris”? Dapur keris dalam duniakeris.com adalah penamaan ragam bentuk atau tipe keris, sesuai dengan ricikan yang terdapat pada keris itu dilihat dari jumlah luknya. Dari kedua arti tersebut ternyata artiinya hampir mirip yaitu sebuah wajah, bagaimana bentuk wajah kita atau wajah keris itu.
Dari situ kita mendapatkan DAPUR sama dengan WAJAH. Apa hubungannya dengan sumber peradaban. Sekarang kita kembali ke masalalu. Dulu ketika kecil kita sering bermain atau berkunjung kerumah nenek yang ada di desa, seringkali kita mencari nenek sedang berada di dapur, dapur yang sederhana dengan dinding anyaman bambu dan sebuah lincak atau Amben ( tempat nyantai) dan disitulah obrolan, dongen atau sebuah sejarah kehidupan di ceritakan. Dan mungkin sampai sedewasa ini kita masih ingat cerita yang dulu sering kita dengarkan di dapur nenek. Ada cerita yang sepakat ada pula cerita yang kita tidak sepakat, tapi kita tidak kuasa untuk menolak cerita itu yang ada hanya kenyamanan duduk sambil menghangatkan badan di dekat tungku sambil sesekali mengambil gorengan tempe mendoan yang sudah sebagian mateng habis di goreng.
Ternyata peradaban atau yang disebut kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin sebenarnya bisa diciptakan dari ruang Dapur itu, sampai akhirnya zaman bisa sampai semaju ini. Pertanyaannya bagaimana dengan Dapur kita saat ini? Atau wajah rumah kita saat ini? Apakah sudah nyaman?. Apakah masih dibuat untuk menyimpan barang-barang bekas yang sudah tidak di pakai Sampai banyak kecoak atau tikus yang mendiami? Nyaman tidak perlu mewah . Karna ini soal batin yang merasakan buakan lahir.
Penataan dapur rumah ternyata sangat penting sekali. Seperti yang sudah daya tuliskan diatas bahwa dapur memegang peranan penting dalam keluarga, tempat dimana para ibu ibu mebuat sebuah karya masakan, tempat dimana kita ngobrol bersama tentang apasaja.
Mari melihat kembali WAJAH kita , dan jadikan WAJAH ini indah, bersih dan nyaman jangan penuhi dengan sampah, karana bisa DAPUR untuk membangaun proses pendidikan keluaraga , membangun sebuah peradaban yang lebih bermakna sepanjang hayat.
Semarang, 13 Mei 2020
Maulana
Hasan Saifudin, S.Pd
Anggota IGI Pesisir Barat
Anggota IGI Pesisir Barat
0 comments:
Post a Comment