Friday, 8 May 2020

Mendidik AUD Dimasa Covid 19


Mendidik AUD Dimasa Covid 19
Mendidik AUD Dimasa Covid 19
doc. Aris Sudiyanto, S.Pd.,Gr.
            Dunia sedang dilanda wabah penyakit yang menular atau istilah Islamnya Tha’un, pandemik ini membuat seluruh warga Dunia resah khususnya negara kita, Indonesia juga ikut merasakan hingga dua (2)  bulan ini kita sudah melakukan kegiatan dirumah Work From Home, dan Social distancing atau nama bekerenya Lockdown. Yakin kita sebagai orang tua pasti merasa jenuh dirumah terus ... bener gak...? pasti ia ! gimana bunda-bunda mengajar di rumah lebih mudah atau susah ... kalau yang terbiasa ya mudah kalu yang tidak terbiasa yang biasanya bunda sebagai wanita karier diminta ngajar anaknya pasti tidak mau ... mending anaknya di titipkan atau di sekolahkan yang full day school ia kan ...? jujur saja. Namun ini terpaksa semua di batasi karena Lockdown, maka mau tidak mau bunda-bunda harus mengajar anaknya sendiri di rumah. Saya kadang ingin ketawa sendiri melihat MeMe disosmed bahwa kata anak “lebih baik aku sekolah lagi dengan guruku dari pada guru dirumahku lebih kejam” ha ha ha, ini hal yang menggelitik dalam batin saya dan senyam senyum. Nah ini saya membuat trik dan tips bagaimana mendidik anak di rumah, selama WFH.

A.     Kasih Sayang dan Rasa Nyaman.
      Dalam tahap awal untuk mendidik anak usia dini (AUD) kita selaku orang tua harus memberikan sebuah kenyamanan dan kasih sayang, dua rasa ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologi, kokniktif, dan psikomotorik anak bahkan sangat berdampak pada perilaku anak, perlu kita ingat Anak bukan orang deawasa dalam ukuran kecil. Dalam tahapan ini kita selaku orang tua harus hati-hati dalam bersikap, perlu kita ingat sekali kita berucap salah dan tidak nyaman bagi anak atau ucapan bentakan kepada anak maka beberapa sel otak akan mati dan itu membuat anak dungu. Mari kita buat dilingkungan kita senyaman mungkin saya mengerti sebagai orang tua pasti jenuh karena selama WFH tidak ada kegiatan dan refresing keluar tidak bisa namun kita perlu hati-hati dengan buah hati kita, buatlah lingkungan keluarga kita sebagi surga kecil buat anak-anak kita.
B.     Disiplin
      Tulisan disiplin adalah sangat mudah untuk diucapkan atau dibaca namun dengan tulisan sederhana ini apakah kita bisa melaksanakan ? bagi orang tua ini adalah hal yang sangat susah kalau belum terbiasa, terbiasa aja kadang berat rasanya. Selama WFH mari kita ajari anak disiplin seperti waktu sekolah, waktunya bangun Sholat subuh kita ajak atau beribadah kita ajak ajarkan sederhana mungkin, jangan pas babgun subuh anak diselimutin biar tidak bangun ibunya mau masak, tapi bangunkan dia untuk bangun, kalau sekarang bulan puasa makan sahur kalau bisa di ajak tidak masalah untuk melatih kedisiplinan sejak dini. Orang tua harus membuat jadwal selama anak dirumah, kapan waktu ibadah, makam, bermain dan belajar, dan harus dikawal jangan sampai terlena.
C.     Perkenalkan Agama
      Sudah saya singgung di bagian disiplin bahwa anak harus belajar disilin tentang beribadah. Disini anak harus dikenalkan dengan agama sejak dini, mulai dari sholat lima waktu atau cara beribadah lainya. Berdoa sesuai ajaranya, diajarkan membaca kitap suci, dan memperkenalkan Allah/Tuhan dengan konsep sederhana. Memeprkenalkan Allah/Tuhan tidak mudah kalau itu kita terapkan ke anak usia dini pasti dia bertanya dimana letak Allah bun ...? pertanyaan ini pasti muncul, siapa Allah ?. Kita sebagai orang tua harus bisa menjelaskan, anak kita beri contoh yang riil atau kontektual. Contohnya anak kita ajak ke luar sebentar kita berikan penjelasan ada langit awan itu semua ciptaan Allah, setidaknya seperti itu, pasti ada pertanyaan lagi tidak habis sampai sini saja, yang jelas jangan sekali-kali menceritakan tentang kebohongan, harus nyata.
D.     Ajarkan Kalimat Positif
      Sering sekali guru AUD dan orang tua tidak sedikit bagai mana caranya mengajak anak dengan kalimat yang halu dan tidak membentak atau kalimat negatif. Contoh kalimat negatif itu salah nak jangan kaya gitu ...! contoh satu lagi kalau anak gambar terus dia memberi warna daun warna merah ... ibu-ibu atau bapak-bapak sering menyalahkan anaknya ... goblok kamu itu daun kok warna merah harusnya warna hijau. Perlu kita ingat bapak/ibu ini sudah muncul kalimat negatif dan gejala stereo tape. Gimana caranya jangan menyalahkan anak, nak ayo kita lihat ke taman depan rumah coba kita lihat adakah warna daun merah ... dia mengamati, oh ia ya nak ada warna yang merah kamu cerdas nak, ibu/bunda/bpk bangga dengan kamu, kamu cerdas nak. Ini kalimat positif plus ada pujian.
Contoh kalimat negatif menjadi positif
Kalimat Negatif (Dengan Ekpresi Marah)
Kalimat Positif (Dengan Nada Lembut)
Jangan Berkelahi !
Ayo nak kita bermain bersama saja ?
Jangan dekat-dekat dengan api !
Nak ayo menjauh dari Api !
Jangan malas !
Kita harus tambah rajin ya nak !
Jangan naik !
Ayo di bawah saja bermain di sini saja
Jangan corat-coret !
Nak ini sudah ibu sediakan kerta tulis dan menggambar di sini saja ya !
Jangan di sobek !
Ayo di jaga ya nak nanti sobek !
Jangan rewel !
Adik minta apa ? adik kenapa sayang ...?
Jangan teriak-teriak !
Adik bicaranya pelan saja ya !
Jangan lari-larian !
Jalan saja pelan-pelan.
Jnagan Nangis !
Begitu saja nangis !
Kalau menangis , mama tidak mengerti apa yang kamu inginkan.
Mama mengerti perasaanmu ...
Ini adalah contoh kalimat yang harus kita hindari dan yang kita harus lakukan untuk mendidik anak AUD. Coba ibu/bunda/ayah/bapak yang baca kalimat negatif dan positif di atas dan pernak sering menggunakan kalimat negatif pasti senyam senyum ... bener gitukan dirumah he he. Mulai sekarang gunakan kalimat positif ya !.
E.     Bermain
      Learning by Playing, Playing by Learning” kata-kata ini tidak asing di telinga bapak ibu semua, sekali lagi dunia anak sangat berbeda dengan dunia orang dewasa, anak bukanorang dewas dalam ukuran kecil, dalam pembelajaran juga begitu tidak bisa dipaksa, dan perlu kita ingat 90% anak itu baru tahap bermain dan sambil belajar tidak bisa dipaksa seperti orang dewasa ayo kita belajar berhitung, membaca, menulis ini konsep pendidikan lama atau kuno, konsep pendidikan AUD yang terbaru anak harus belajar dengan kontektual ada contoh dan wujud aslinay.
Contoh kita ajak bermain mini atur buah: kita ajak berhitung ayok ini mangga berapa nak, satu, dua tiga, secara automatis anak mendapat rangsangan/stimulus berhitung.
Contoh adan alat peraga main buah semangka, anak di tanya ini warna semnagka berwarna hijau tua lo nak, nak anak menadapatkan satu kosa kata warna hijau.
Contoh satu lagi kalau bapak ibu bisa menggambar kita gambar masjid kita sambil menjelaskan ini temapat ibadah nak untuk umat muslim, ayo ibu/bpk akan mengucapkan doa masuk masjid, ibu/bapak meragakan azan, dari sini anak pasti belajar dan memahami, tidak perlu dengan nada keras dan bentakan marah-marah, Cuma kita harus telaten memberikan pembelajaran kepada AUD.
Ini adalah salah satu contoh belajar sambil bermain. Perlu kita ingat bapak/ibu bermain dengan anak tidak perlu dengan bahan yang mahal, media yang mahal yang penting aman bagi anak AUD dan yang tidak kalah penting kita sebagai orang tua harus mendampingi anak untuk bermain jangan ditinggalkan anak-anak bermain sendiri tanpa pengawasan kita, kita harus bisa bermain peran.
Contoh bermain peran: hari ini bermain peran menjadi dokter, kita selaku orang tua harus bisa ber-teateritikal/drama siapa yang jadi pasien, dan siapa yang jadi dokter.

F.      Ajarkan Hal yang Jujur.
Kejujuran adalah sikap yang harus ditanamkan sejak dini, jujur bukan diterapkan pada anak saja namun harus lahir dari orang tua untuk mencontohkan sikap jujur. Macam-macam kejujuran:
  1. Anak tidak berbohong.
  2. Tidak mengambil barang yang bukan miliknya.
Contoh: anak sedang melalukan kesalahan mengambil kue yang bukan haknya di kulkas, kue itu untuk kakaknya maka ditanya dengan pelan, ayo adik tadi makan apa, ? coba itu punya siapa ?, adik kan anak yang pintar dan baik, pasti adik berani jujur, mama gak marah kok, mama bangga dengan adik ? pasti dia menjawab he he ia ma... itu punya kakak. Nah gitu mama bangga dengan adik sudah berani jujur, bagai mana lebih lega sudah berkata jujur, lain kali gak perlu takut dengan mama ya.
Kebiasaan jujur pada anak akan berkembang karena sering diajak komunikasi dengan orang tuanya. Poin utama tentang kejujuran tergantuk cara orang tua melatih tentang kejujuran di rumah masing-masing. Ingat “Indonesia tidak kekurangan orang cerdas namun Indonesia kekurangan orang yang JUJUR” mari sejak dini kita tanamkan nilai-nilai kejujuran.
G.    Ajarkan Hal Positif
      Hal yang positif harus ditanamkan mulai sejak dini, hal positif ini yang sering kita lakukan seperti apa ...?
Contonya:
  1. Anak dijarkan ringan untuk menolong yang sedang kesusahan, hal spepele dirumah seperti diminta memngambilkan sapu dll.
  2. Mengembalikan alat permainan ketempat semula dan mebersikan bekas mereka bermain dan belajar.
  3. Memberikan ucapan maaf bila melakukan kesalahan.
  4. Tidak mengambil yang bukan miliknya.
  5. Tidak melukai dan menyakiti orang lain.
Sikap positif bisa dikembangkan oleh Bpk/Ibu di rumah.
H.    Ajarkan Konsisten/Ajek
      Dalam memberikan pembelajaran kepada anak harus konsisten tidak ada istilah hari ini semnagat menggebu-gebu besok masles lusa semnagat, kita harus mebuat harmoni sehingga anak betah belajar dan orang tua juga tidak jenuh memberikan pembelajaran kepada anaknya. Sudah dibahas di awal harus disiplin. Harmoni pembelajaran yang bisa mengatur bapak/ibu sendiri dirumah anak biasanya sukanya belajar dengan metode apa? Contoh hari ini dengan metode gambar bercerita, besok dengan ilustrasi, besok lagi dengan media nyata, besok lagi dengan metode dongeng dan lainya asal positif untuk belajar anak.

Keywords:  AUD (Anak Usia Dini), Konsisten, WFH, Lockdown, Covid19.




By Aris Sudiyanto, S.Pd., Gr.
Ketua IGI Pesisir Barat

Location: West Pesisir Regency, Lampung, Indonesia

0 comments:

Post a Comment

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

  Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos        Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami...