Mendidik AUD Dimasa Covid 19
doc. Aris Sudiyanto, S.Pd.,Gr.
Dunia
sedang dilanda wabah penyakit yang menular atau istilah Islamnya Tha’un,
pandemik ini membuat seluruh warga Dunia resah khususnya negara kita, Indonesia
juga ikut merasakan hingga dua (2) bulan
ini kita sudah melakukan kegiatan dirumah Work
From Home, dan Social distancing
atau nama bekerenya Lockdown. Yakin
kita sebagai orang tua pasti merasa jenuh dirumah terus ... bener gak...? pasti
ia ! gimana bunda-bunda mengajar di rumah lebih mudah atau susah ... kalau yang
terbiasa ya mudah kalu yang tidak terbiasa yang biasanya bunda sebagai wanita
karier diminta ngajar anaknya pasti tidak mau ... mending anaknya di titipkan
atau di sekolahkan yang full day school
ia kan ...? jujur saja. Namun ini terpaksa semua di batasi karena Lockdown,
maka mau tidak mau bunda-bunda harus mengajar anaknya sendiri di rumah. Saya
kadang ingin ketawa sendiri melihat MeMe disosmed bahwa kata anak “lebih baik
aku sekolah lagi dengan guruku dari pada guru dirumahku lebih kejam” ha ha ha,
ini hal yang menggelitik dalam batin saya dan senyam senyum. Nah ini saya
membuat trik dan tips bagaimana mendidik anak di rumah, selama WFH.
A. Kasih
Sayang dan Rasa Nyaman.
Dalam
tahap awal untuk mendidik anak usia dini (AUD) kita selaku orang tua harus
memberikan sebuah kenyamanan dan kasih sayang, dua rasa ini sangat mempengaruhi
perkembangan psikologi, kokniktif, dan psikomotorik anak bahkan sangat
berdampak pada perilaku anak, perlu kita ingat Anak bukan orang deawasa dalam
ukuran kecil. Dalam tahapan ini kita selaku orang tua harus hati-hati dalam
bersikap, perlu kita ingat sekali kita berucap salah dan tidak nyaman bagi anak
atau ucapan bentakan kepada anak maka beberapa sel otak akan mati dan itu
membuat anak dungu. Mari kita buat dilingkungan kita senyaman mungkin saya
mengerti sebagai orang tua pasti jenuh karena selama WFH tidak ada kegiatan dan refresing keluar tidak bisa namun kita
perlu hati-hati dengan buah hati kita, buatlah lingkungan keluarga kita sebagi
surga kecil buat anak-anak kita.
B. Disiplin
Tulisan
disiplin adalah sangat mudah untuk diucapkan atau dibaca namun dengan tulisan
sederhana ini apakah kita bisa melaksanakan ? bagi orang tua ini adalah hal
yang sangat susah kalau belum terbiasa, terbiasa aja kadang berat rasanya.
Selama WFH mari kita ajari anak disiplin seperti waktu sekolah, waktunya bangun
Sholat subuh kita ajak atau beribadah kita ajak ajarkan sederhana mungkin,
jangan pas babgun subuh anak diselimutin biar tidak bangun ibunya mau masak,
tapi bangunkan dia untuk bangun, kalau sekarang bulan puasa makan sahur kalau
bisa di ajak tidak masalah untuk melatih kedisiplinan sejak dini. Orang tua
harus membuat jadwal selama anak dirumah, kapan waktu ibadah, makam, bermain
dan belajar, dan harus dikawal jangan sampai terlena.
C.
Perkenalkan Agama
Sudah saya singgung di bagian disiplin bahwa anak
harus belajar disilin tentang beribadah. Disini anak harus dikenalkan dengan
agama sejak dini, mulai dari sholat lima waktu atau cara beribadah lainya.
Berdoa sesuai ajaranya, diajarkan membaca kitap suci, dan memperkenalkan
Allah/Tuhan dengan konsep sederhana. Memeprkenalkan Allah/Tuhan tidak mudah
kalau itu kita terapkan ke anak usia dini pasti dia bertanya dimana letak Allah
bun ...? pertanyaan ini pasti muncul, siapa Allah ?. Kita sebagai orang tua harus
bisa menjelaskan, anak kita beri contoh yang riil atau kontektual. Contohnya
anak kita ajak ke luar sebentar kita berikan penjelasan ada langit awan itu
semua ciptaan Allah, setidaknya seperti itu, pasti ada pertanyaan lagi tidak
habis sampai sini saja, yang jelas jangan sekali-kali menceritakan tentang
kebohongan, harus nyata.
D. Ajarkan
Kalimat Positif
Sering
sekali guru AUD dan orang tua tidak sedikit bagai mana caranya mengajak anak
dengan kalimat yang halu dan tidak membentak atau kalimat negatif. Contoh
kalimat negatif itu salah nak jangan kaya gitu ...! contoh satu lagi kalau anak
gambar terus dia memberi warna daun warna merah ... ibu-ibu atau bapak-bapak
sering menyalahkan anaknya ... goblok kamu itu daun kok warna merah harusnya
warna hijau. Perlu kita ingat bapak/ibu ini sudah muncul kalimat negatif dan
gejala stereo tape. Gimana caranya jangan menyalahkan anak, nak ayo kita lihat
ke taman depan rumah coba kita lihat adakah warna daun merah ... dia mengamati,
oh ia ya nak ada warna yang merah kamu cerdas nak, ibu/bunda/bpk bangga dengan
kamu, kamu cerdas nak. Ini kalimat positif plus ada pujian.
Contoh
kalimat negatif menjadi positif
Kalimat
Negatif (Dengan Ekpresi Marah)
|
Kalimat
Positif (Dengan Nada Lembut)
|
Jangan Berkelahi !
|
Ayo nak kita bermain bersama saja ?
|
Jangan dekat-dekat dengan api !
|
Nak ayo menjauh dari Api !
|
Jangan malas !
|
Kita harus tambah rajin ya nak !
|
Jangan naik !
|
Ayo di bawah saja bermain di sini saja
|
Jangan corat-coret !
|
Nak ini sudah ibu sediakan kerta tulis dan menggambar
di sini saja ya !
|
Jangan di sobek !
|
Ayo di jaga ya nak nanti sobek !
|
Jangan rewel !
|
Adik minta apa ? adik kenapa sayang ...?
|
Jangan teriak-teriak !
|
Adik bicaranya pelan saja ya !
|
Jangan lari-larian !
|
Jalan saja pelan-pelan.
|
Jnagan Nangis !
Begitu saja nangis !
|
Kalau menangis , mama tidak mengerti apa yang kamu
inginkan.
Mama mengerti perasaanmu ...
|
Ini adalah contoh kalimat yang
harus kita hindari dan yang kita harus lakukan untuk mendidik anak AUD. Coba
ibu/bunda/ayah/bapak yang baca kalimat negatif dan positif di atas dan pernak
sering menggunakan kalimat negatif pasti senyam senyum ... bener gitukan
dirumah he he. Mulai sekarang gunakan kalimat positif ya !.
E. Bermain
“Learning by Playing, Playing by Learning”
kata-kata ini tidak asing di telinga bapak ibu semua, sekali lagi dunia anak
sangat berbeda dengan dunia orang dewasa, anak bukanorang dewas dalam ukuran
kecil, dalam pembelajaran juga begitu tidak bisa dipaksa, dan perlu kita ingat
90% anak itu baru tahap bermain dan sambil belajar tidak bisa dipaksa seperti
orang dewasa ayo kita belajar berhitung, membaca, menulis ini konsep pendidikan
lama atau kuno, konsep pendidikan AUD yang terbaru anak harus belajar dengan
kontektual ada contoh dan wujud aslinay.
Contoh kita ajak bermain mini
atur buah: kita ajak berhitung ayok ini mangga berapa nak, satu, dua tiga,
secara automatis anak mendapat rangsangan/stimulus berhitung.
Contoh adan alat peraga main buah
semangka, anak di tanya ini warna semnagka berwarna hijau tua lo nak, nak anak
menadapatkan satu kosa kata warna hijau.
Contoh satu lagi kalau bapak ibu
bisa menggambar kita gambar masjid kita sambil menjelaskan ini temapat ibadah
nak untuk umat muslim, ayo ibu/bpk akan mengucapkan doa masuk masjid, ibu/bapak
meragakan azan, dari sini anak pasti belajar dan memahami, tidak perlu dengan
nada keras dan bentakan marah-marah, Cuma kita harus telaten memberikan
pembelajaran kepada AUD.
Ini adalah salah satu contoh
belajar sambil bermain. Perlu kita ingat bapak/ibu bermain dengan anak tidak
perlu dengan bahan yang mahal, media yang mahal yang penting aman bagi anak AUD
dan yang tidak kalah penting kita sebagai orang tua harus mendampingi anak
untuk bermain jangan ditinggalkan anak-anak bermain sendiri tanpa pengawasan
kita, kita harus bisa bermain peran.
Contoh bermain peran: hari ini
bermain peran menjadi dokter, kita selaku orang tua harus bisa
ber-teateritikal/drama siapa yang jadi pasien, dan siapa yang jadi dokter.
F. Ajarkan
Hal yang Jujur.
Kejujuran adalah sikap yang harus
ditanamkan sejak dini, jujur bukan diterapkan pada anak saja namun harus lahir
dari orang tua untuk mencontohkan sikap jujur. Macam-macam kejujuran:
- Anak tidak
berbohong.
- Tidak mengambil
barang yang bukan miliknya.
Contoh: anak sedang melalukan
kesalahan mengambil kue yang bukan haknya di kulkas, kue itu untuk kakaknya
maka ditanya dengan pelan, ayo adik tadi makan apa, ? coba itu punya siapa ?,
adik kan anak yang pintar dan baik, pasti adik berani jujur, mama gak marah
kok, mama bangga dengan adik ? pasti dia menjawab he he ia ma... itu punya
kakak. Nah gitu mama bangga dengan adik sudah berani jujur, bagai mana lebih
lega sudah berkata jujur, lain kali gak perlu takut dengan mama ya.
Kebiasaan jujur pada anak akan
berkembang karena sering diajak komunikasi dengan orang tuanya. Poin utama
tentang kejujuran tergantuk cara orang tua melatih tentang kejujuran di rumah
masing-masing. Ingat “Indonesia tidak
kekurangan orang cerdas namun Indonesia kekurangan orang yang JUJUR” mari
sejak dini kita tanamkan nilai-nilai kejujuran.
G. Ajarkan
Hal Positif
Hal yang
positif harus ditanamkan mulai sejak dini, hal positif ini yang sering kita
lakukan seperti apa ...?
Contonya:
- Anak dijarkan ringan untuk
menolong yang sedang kesusahan, hal spepele dirumah seperti diminta
memngambilkan sapu dll.
- Mengembalikan alat permainan
ketempat semula dan mebersikan bekas mereka bermain dan belajar.
- Memberikan ucapan maaf bila
melakukan kesalahan.
- Tidak mengambil yang bukan
miliknya.
- Tidak melukai dan menyakiti
orang lain.
Sikap positif bisa dikembangkan oleh Bpk/Ibu di
rumah.
H. Ajarkan
Konsisten/Ajek
Dalam
memberikan pembelajaran kepada anak harus konsisten tidak ada istilah hari ini
semnagat menggebu-gebu besok masles lusa semnagat, kita harus mebuat harmoni
sehingga anak betah belajar dan orang tua juga tidak jenuh memberikan
pembelajaran kepada anaknya. Sudah dibahas di awal harus disiplin. Harmoni
pembelajaran yang bisa mengatur bapak/ibu sendiri dirumah anak biasanya sukanya
belajar dengan metode apa? Contoh hari ini dengan metode gambar bercerita,
besok dengan ilustrasi, besok lagi dengan media nyata, besok lagi dengan metode
dongeng dan lainya asal positif untuk belajar anak.
Keywords: AUD (Anak Usia Dini), Konsisten, WFH, Lockdown, Covid19.
By
Aris Sudiyanto, S.Pd., Gr.
Ketua
IGI Pesisir Barat
0 comments:
Post a Comment