Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, 1 September 2020

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

 

Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi

Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos


 


     Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami melaksanakan  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah  ( MPLS ) Daring.  Di awali kegiatan Registrasi di Group Whatshaps  seluruh siswa wajib melaksanakan Registrasi awal sebagai langkah  Peserta MPLS  Daring di sekolah kami.  Setelah itu kami membuat beberapa video MPLS Daring untuk bahan Presentasi  ketika materi MPLS diberikan. Ada yang mempersiapkan tripot, ada yang sibuk dengan Hpnya dengan segala pitur yang ada. Ada juga yang sibuk shoting Video untuk bahan Presentasi untuk kebesokan harinya. Dan ada juga yang sampai begadang gara – gara urusan Editng Video. Sampai-sampai tengah malam baru  tuntas. Seolah-olah  dikejar Deatline. Seperti Penerbit berita di salah satu media.

Waktu telah berubah seiring wabah masih mendera. Tidak terbayangkan situasi seperti ini masih menimpa hampir 5 bulan masa Pandemi ini masih melanda entah sampai kapan sirna.

Sebelum pandemi kita bisa bercerita tentang perjuangan, tentang Kepahlawanan, tentang kasih sayang, tentang Kepedulian, tentang semangat berjuang demi masa depan.

 Kini dampak Corrona sudah mulai Terasa. Yang dulunya kita bersua dan bercengkarama kini tinggal Jaga jarak, memakai masker. Bawa Zanitaser dan sering cuci tangan pakai sabun. Ketika masa MPLS sudah berlalu tentu hal ini menjadi tantangan baik sebagai tenaga pendidikan maupun sebagai siswa. Mengapa demikian terjadi ?. tentu jawabannya adalah gara – gara Pandemi. Jika kita selalu berkeluh kesah, bahkan sampai menyerah. Tentu hal itu bukan jawaban. 

Setiap tantangan maupun rintangan itu adalah Dinamika Kehidupan. Mau, tidak mau, bosan, jenuh uring- uring. Tetap kita harus jalankan. Ya karena roda Kehidupan tetap berjalan. Meskipun, tertatih, merangka. Namun, tetap jalan. ‘Semua orang tidak pernah membayangkan hal ini terjadi’, semua orang juga selalu berpikir mengapa begini, mengapa tidak seperti itu!, semua orang memiliki hak untuk bicara. Dalam situasi yang Dilema antara  “ Kesehatan dan Masa Depan Peserta didik “.  Saling bertambrakan kepentingan. sebagian  wali murid setuju siswa masuk kembali, sebagian yang lain tidak setuju. Pemerintah Mengeluarkan berbagai macam aturan agar siswa dan guru tidak bertatap muka secara langsung atau dalam Sistem Daring ( Dalam Jaringan ) dengan disesuaikan pada Zona Wilayah. Apakah Zona Hijau, Zona Kuning atau Zona Merah. 

  Sedih bercampur Emosi  melihat situasi 1,5  minggu  ini dari sekian siswa yang terpantau Daring ¾ atau bahkan ½ nya belum hadir dalam proses pembelajaran jarak jauh ini alias Daring.  Menangis bukan berarti cengeng, namun menangis Bagaimana sistem Daring ini terpola dan tersampai dengan siswa. Walaupun banyak alternatif dan starategi dalam menyikapi masa pandemi ini. Baik pembelajaran dengan Aplikasi Classroom,Ruang Guru, Whatshapp, maupun Offline dengan memberikan tugas kepada perwakilan siswa dengan sistem Qutsler sampling.  Di Desa berbeda dengan di Kota banyak Indikator  sarana dan Prasarana  IT yang  mendukung. Jika di Desa banyak cerita dan sarana seadanya apalagi nan jauh disana.   

 Kami sadar sebagai tenaga pendidik memiliki berbagai keterbatasan. Tetapi buka berarti beralasan . ‘Realitas tidak bisa dipungkir’,  bukan berarti melawan aturan atau Protokol Kesehatan diabaikan. Tetap tegar dan selalu berkarya.    Guru dan siswa selalu mulai beradapatasi dalam situasi dan kondisi. 

 Mudah- mudahan Pandemi berakhir. Tiada tergantikan pengajaran tatap muka karena ia, terlahir mencipatakan proses alamiah kontak batin antara guru dan siswa, mendidik melalui interaksi secara langsung akan menghasilkan insan –insan cendikia, butuh kasih sayang, butuh perhatian, karena mengajar dan mendidik butuh interaksi Emosional yang tidak akan tergantikan. Diibaratkan belayan  kasih sayang seorang Ibu dengan anaknya. Belayan Bapak  dengan anaknya.  Ketegasan, sikap,  Kedisiplinan, toleransi, gotong royong,simpati atau empati. Tidak cukup di ruang  Digitalisasi. 

Seribu kali berusara di smarthpone akan sangat berbeda dengan bersuara 1 kali dengan tatap muka secara langsung. Ada ikatan batin yang kuat yang tak pernah terganti. 

 Kami banyak berharap semoga pandemi ini berakhir kembali dengan kehidupan normal.. semoga vaksin Corona segara ditemukan. Banyak cerita antara siswa dan guru.  Banyak cerita antar orang tua dengan siswa. Banyak pelajaran dan hikman dibalik corona. ‘ Dulu guru salah berbicara disudutkan!”, “dulu guru cubit di polisikan!”, ‘dulu guru membentak bisa – bisa di HAM kan!’.

 Dunia ‘Realitas tidak bisa di bohongi!” Roda selalu berputar semoga antara Guru, siswa, dan Orang tua / Wali Murid. Akan mengerti dan merasakan bagaimana  cara mendidik ?,bagaimana  cara mengajar? , bagaimana cara  memberi motivasi dan mengontrol diri anak dengan pengaruh lingkungan sekitarnya ?.      

Wallahualam be sawab. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan ketegaran dalam menjalani  roda- roda  kehidupan di masa Pandemi. 


Pemerihan
Jum’at, 24 Juli 2020
Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos

 

Mengapa Dengan Tubuh Ku

 

Mengapa dengan tubuh ku

Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos


Do not force your children to behave like you, for surely they have been created for a time which is differnt to your time. Ali bin Abi Thalib

( jangan paksa anakmu untuk menjadi seperti dirimu, karena mereka tidak terlahir di zamanmu)

Semua  orang tua inggin memiliki keingginan dan cita – cita yang tinggi sama halnya dengan orang lain. Inggin anaknya menjadi tni, dokter, suster, guru, bidan, pengusaha dsbnya. Dengan motivasi dan obsesi yang tinggi, terkadang orang tua menyampingkan suara hati dari sang anak.

 Dan bahkan menyia-yiakan amanah lantaran kelainan Genetik disebabkan sesuatu hal. Sehingga hak – hak anak dibaikan. Berdasarkan pengalaman penulis dan kebetulan menangani kesiswaan di salah satu SMA Negeri. Dengan jumlah siswa yang lumayan banyak + 700 siswa. Tentu memilki berbagai macam sikap, pola pikir dan tingkah laku yang berbeda serta unik. 

Semua anak yang dilahirkan di dunia, orang tua berharap dan selalu berdoa. Dalam keadaan sehat dan normal biasa- biasa saja. Tanpa kekurangan satupun. Namun, di dalam perjalannya terkadang. Hidup dan kehidupan tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.

Manusia hanya bisa berencana Tuhan yang menentukan itulah takdir ilahi. Sama halnya dengan kehidupan anak. Karena anak adalah karunia terindah yang diberikan oleh Maha Kuasa yang dititipkan olehnya kepada Orang tua dalam hal ini Ayah dan Ibu.

Tidak ada satupun orang tua menghendaki sibuah hati terlahir di muka bumi ini dalam keadaan cacat permanent, atau bisu, tuli atau cacat fisik bahkan kelainan. Hal itu menjadikan permasalahan psikologis bagi tumbuh kembang anak bahkan terhadap orang tua.

Sebut saja Si  Langit , dalam saduran bukan nama yang sesungguhnya. Sudah mulai meranjak dewasa bahkan sudah masuk sekolah pada tingkat SMA. Sekilas tubuhnya biasa saja jika dilihat tidak ada yang janggal. Namun, sebaliknya jika di ukur dalam “usianya sepertinya ada yang berbeda”.

Pada saat MTs salah satu MTs swasta di salah satu desa. LangIt, secara akademis cerdas. Kenapa tidak!, langit pernah mendapatkan Juara Umum pada di sekolahnya. Namun, dibalik kecerdasaan. Terkadang pendiam dan tidak banyak berbicara.

Kini, langit beranjak dewasa. Melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu ke salah satu sekolah Menengah Atas Negeri di salah satu Kecamatan.   Dari penelusuran dan hasil interview seorang BK di SMA Negeri. Langkit terkendala di sistem Pembelajaran Daring (dalam jaringan ) di aplikasi Classroom. Dengan kendala sulit mengetahui setiap kode mata pelajaran. Dengan komunikasi dua arah antara Bk dengan siswa. Sehingga permasalah Langit kini sudah berjalan lancar.

Hanya saja secara Psikologis, Langit ada terkendala dengan asumsi, perasaan serta batasan fisik seolah-olah Langit tidak sama dengan siswa lain. Mengingat secara fisik langkit berbeda dengan yang lain. Tubuhnya kecil namun didalam hatinya ada tertulis kata” lakukanlah sekarang selagi bisa, hal yang menarik dariku adalah walaupun tubuhku kecil. Namun, aku memiliki hati yang besar” 

Makna kalimat yang begitu dalam dalam setiap tulisan. diambil dari catatan harian, Langit.

Mari kita terjemahkan kedalam bahasa kolbu, bahasa Jiwa, bahasa rasa, bahasa cinta dan kasih sayang:

Lakukanlah sekarang selagi bisa:

Maskdunya adalah setiap manusia memiliki segala potensi yang ada dari setiap jiwa. Kemampuan cara berpikir, kemampuan fisik, kemampuan cara bertinda. Dan kemampuan segala potensi yang ada. Selagi jasad dikandung badan.   Karena kita tidak tahu hari ini kita sehat besok sakit, hari ini kita kaya tidak tahu kalau besok miskin, hari ini kita gagah tidak ada yang tahu bahwa besok kita sakit bahkan jatuh kepelosok kedalam jurang kehancuran. Hari ini kita menghirup udara bebas besok  mungkin kita sulit untu  bernafas bahkan dengan bantuan oksigen.  

hal yang menarik dariku adalah walaupun tubuhku kecil:

terkadang kita manusia hanya pandai melihat dari luar saja. Kata pepatah beriak – riak air tanda tak dalam. Atau sebaliknya diam – diam menghayutkan. Seperti itulah kira jika manusia melihat seseorang melihat dari sudut pandang luar dan sekilas di pandang sebelah  mata. Namun, jika kita gali ternyata orang yang penambilan sederhana dan biasa saja. Justru sangat luar biasa. Lihat saja para Ustad dan Kiyai penampilan biasa saja. Namun, kadar keilmuan mereka di atas rata-rata serta dijadikan panutan.

Namun, aku memiliki hati yang besar :

Tidak semua orang memiliki hati yang besar atau jiwa yang besar. Dengan kerelaan atas

Garis takdir yang diberikan oleh Maha kuasa. Maka Langit tetap memberikan keyakinan terhadap dirinya. Bahwasanya yang diberikan olehnya adalah atas kehendaknya. 

Mengapa demikian ?, atas hasil diskusi dan wawancara yang dilakukan seorang BK.

Langkit, suka menulis dengan berbagai corak tulis. Berupa pantun, kata mutiara yang seolah – olah memberikan energi positif bagi orang lain. Yang membacanya.

Semoga Langit kelak menjadi siswa teladan serta contoh. Meskipun dibalik kekurangan fisiknya. Tidak menghalagi langit untuk memberikan inspirasi bagi temanya. Terutama teman sekolah maupun teman dilingkungan Langit berada.

 

Biha, 9 Agustus 2020

 

Pertengkaran yang Sunggunya Diusia Muda Adalah Perkelahian Mencapai Masa depan

Pertengkaran yang sesunggunya diusia muda adalah perkelahian mencapai masa depan

Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos


Sumber gambar : Warungsatekamu.org

Sering mendengar lagu dangdut atau suka dengan lagu dangdut !. Dengan judul masa muda. Ada sepenggal bait lagu bang H. Rhoma irama.

 Masa muda masa yang berapi-api

 yang maunya menang sendiri

 tidak mau mengala

 Ooh. masa muda masa para remaja.

 

Terdengar sahdu dan penuh makna. Masa remaja atau masa muda adalah masa dimana seseorang mencari jati diri. Setiap langkah pergaulan baik teman sekolah, teman sepermainan,  selalu diikuti atau kadang ditiru gaya,prilaku dan tingkah laku dimana ia bergaul.

Tak jarang dimedia sosial maupun di lingkungan masyarakat sekitar kita.  Para remaja melakukan hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Mulai dari kasus merokok, nyelem,tawuran, pengeroyokan, balapan liar. Semua itu adalah prilaku yang nyeleneh, ingin di perhatikan atau unjuk gigi demi sensasi maupun dengan alasan mencari Eksistensi diri.

Tidak salah jika para remaja ingin mengaktualisasikan segala bakat dan minat yang dimilikinya. Dengan mengali setiap potensi yang dimiliki oleh setiap remaja tentu itu hal keharusan demi mencapai masa depan.

‘Dibalik ke Egoan para remaja atau jika setiap langkah ingin menang sendiri’. Tersimpan sifat remaja yang  rentan dengan rasa putus asa, tidak mut, mudah menyerah. Hal itu pasti dilalui oleh setiap para remaja. Mengapa hal itu terjadi?. Tentu jawabannya adalah.. keakuan yang tinggi dan ingin selalu dimengerti. Setiap harapan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan.

Tidak jarang  para remaja terjebak dalam pergaulan yang salah demi mencari sensasi katanya demi pencapaian.

Jadi apa sih, hal demikian bisa terjadi!. Baik mari kita melihat beberapa toeri Psikologis anak tentang perkembangan anak remaja.

Perkembangan kognisi sosial Menurut Dacey dan Kenny, yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah: Kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu – isu dalam hubungan interpersonal yang berkembang dalam usia dan sejalan dengan pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.

 Menurut sejumlah ahli psikologi perkembangan, ketrampilan – ketrampilan kognitif yang muncul pada masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisi sosial mereka. Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek kognisi sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh Psikolog David Elkind dengan “egosentrisme, yaitu kecenderungan remaja untuk menerima dunia. Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya.”9 (dikutip: Psikologi Perkembangan Masa Remaja Gatot Marwoko C A)

Jika kita perhatikan dari beberapa Toeri Psikologi tentang perkembangan remaja . Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya. Sehingga akan nampak sikap, prilaku yang kadang nyeleneh, ingin tampil beda tanpa melihat siapa dirinya serta asal usulnya kata bahasa kiasan  Krui mak nyada gelher (tidak sadar diri ).  

Tugas kita sebagai orangtua adalah. Memberikan pengertian dan pemahaman akan resiko yang akan diambil oleh remaja dengan segala resiko yang diambil. Contohnya

“jika kamu bergaul dengan si A maka akan berdampak pada...?

“Jika kamu berpenampilan seperti ini maka akan berdampak pada citra keluarga, image keluarga. ?

Jika kamu sering balap liar maka akan berdampak pada plus minusnya  ?

Jika kamu sering nyelem maka akan berdampak pada kesehatanmu, bahkan mengorbankan masa depan?

Kuncinya adalah ‘Peduli dan bangun Komunikasi’  , yang bukan berarti membatasi setiap pergaulan. Namun perhatian dan komunikasi dua arah ( jalinan komunikasi antara anak dan orang tua yang dibangun melalui kepercayaan orang tua atas pilihan anak) tetapi tetap di control dan diawasi.

Bukan sebaliknya dengan gaya otoriter, orang tua selalu ingin menang sendiri.

Mungkin, kata yang tepat bagi para remaja masa kini adalah :  ‘Siapa yang menanam maka ia akan memetik hasilnya’. Masa remaja atau masa muda adalah masa emas seseorang. Karena masa muda masih banyak energi yang di miliki. Mulai dari  segi Ego, Fisik masih terbilang kuat dan penuh ambisi. 

Hanya saja tinggal bagaimana. Mendesind masa emas itu!

Jika tidak sekarang, kapan lagi !

Waktu terus berjalan tanpa  kita sadari.

Galilah, bercocok tanamlah pada usia remaja mu

Kelak akan memetik diusia Dewasa mu 

 

Biha, 15 Agustus 2020

 

Ragam Cerita Belajar Daring di masa Pandemi

  Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos        Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami...